Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Review novel Polaroid

Gambar
www.goodreads.com Polaroid menjadi novel Malaysia pertama yang saya baca setelah mendapatkannya sebagai hadiah dari seorang teman yang juga berasal dari Malaysia Ridhwan Saidi. Awalnya saya sempat ragu tidak bisa membaca novel ini karena bahasa Melayunya. Namun berbekal bahasa Indonesia yang masih saya mengerti dan sedikit kosakata Melayu yang saya ingat dari kartun Upin-Ipin akhirnya setelah menelusuri tiap halaman, saya berhasil membaca dan memahami isi novel ini sampai selesai dengan baik. Meskipun demikian,   tetap saja masih ada sebagian kosakata Melayu yang memang   kurang saya pahami dalam buku ini, mungkin karena baru pertama kali membaca karya sastra Melayu dan saya juga bukan orang Malaysia heheheh. Tampilan fisik buku ini cukup menarik, salut buat Moka Mocha Ink. Buku ini simple namun tetap cantik buat saya Jenis kertasnya pun enak disentuh. Sampul   buku ini cukup literal menggambarkan judul novelnya yakni tentang foto Polaroid yang simple,   praktis namun me

Review buku Aksara Amananunna

Gambar
www.goodreads.com Kumpulan cerpen karya Rio Johan ini bagi saya benar-benar berbeda untuk sastra Indonesia karya masa kini. Ketika kebanyakan karya sastra Indonesia sedang ramai dengan tema-tema romantisme, realisme atau surealisme yang mengulas isu agama, politik, feminisme dan masalah sosial lainnya secara umum, karya Rio Johan malah muncul dengan   tema fantasi nan futuristik. Diksi yang yang disajikan juga beragam dan inilah yang menjadi poin keunikan dari karya Rio Johan.  12 cerpen dalam Aksara Amannuna ini ditulis dengan masa, konteks dan kisah yang   berbeda, namun setiap kisah tetap dapat mencerminkan situasi dan konflik dalam masyarakat secara satir nan surealis, erotis dan paradoxical   dalam karakter tokoh-tokohnya dan konflik yang mereka alami. Untuk tampilan fisik, saya suka sekali sampul buku ini dan jenis kertasnya. Keunikan dari tema dari buku ini memang cukup menarik untuk dibaca. Kendati demikian dalam beberapa cerpen malah akan muncul beberapa persa

Dia Seorang Putra Altar

Gambar
Pada suatu ketika, dalam barisan tunggal komuni, kulihat sepasang mata sipit indah itu menatapku dari altar dengan senyum tipis dari wajah lugunya yang seolah berkata 'mari makin mendekatlah'.  Ia berdiri disamping imam menyodorkan pinggan emas untuk setiap mulut yang menerima hosti suci. Dan aku gemetar dalam setiap langkah majuku kepadanya dan sang imam. Tidak pernah kudapati tatapan seperti itu darinya. Masihkah aku pantas maju atau haruskah aku keluar dari barisan?  Aku semakin kedepan dan dia masih menatapku. Terang kerah kuning melingkar pada jubah putra altar itu makin menyinari wajahnya. Selangkah demi selangkah aku maju, dengan jantung yang seolah siap meledak bagai bom waktu. Sampai tiba giliranku berdiri didepan tatapannya, waktu seolah berhenti seketika. Kupejam mataku dan hosti putih kecil itu masuk ke mulutku.  Aku segera bergeser dan berbalik ketempat dudukku. Komuniku mungkin telah tercemar dalam missa ini.  Sejak itu, tiap kali aku ikut mis

Dia Seorang Putra Altar

Gambar
Pada suatu ketika, dalam barisan tunggal komuni, kulihat sepasang mata sipit indah itu menatapku dari altar dengan senyum tipis dari wajah lugunya yang seolah berkata 'mari makin mendekatlah'.  Ia berdiri disamping imam menyodorkan pinggan emas untuk setiap mulut yang menerima hosti suci. Dan aku gemetar dalam setiap langkah majuku kepadanya dan sang imam. Tidak pernah kudapati tatapan seperti itu darinya. Masihkah aku pantas maju atau haruskah aku keluar dari barisan?  Aku semakin kedepan dan dia masih menatapku. Terang kerah kuning melingkar pada jubah putra altar itu makin menyinari wajahnya. Selangkah demi selangkah aku maju, dengan jantung yang seolah siap meledak bagai bom waktu. Sampai tiba giliranku berdiri didepan tatapannya, waktu seolah berhenti seketika. Kupejam mataku dan hosti putih kecil itu masuk ke mulutku.  Aku segera bergeser dan berbalik ketempat dudukku. Komuniku mungkin telah tercemar dalam missa ini.  Sejak itu, tiap kali aku ikut mis

Di sudut lain kota ini,

Gambar
Di sudut lain kota ini, ada kamu yang telah berubah menjadi tokoh fiktif Di sudut lain halaman kertas kosong ini, ada pena yang menunggu perintah untuk menulis Di sudut lain hati ini, ada kenangan yang senantiasa mengalir dalam alur dan twist yang rumit Di sudut lain rak itu, mungkin sebuah novel kosong sedang menunggu kisahnya   randomactsstories.blogspot.com VZ Dili, 21 June 2016

HAKSESUK-MALU HO KOLEN

Gambar
Iha nakukun hakmatek kalan hau latan hela ho isin no klamar be nakonu ho moras tan tutur, leba no hiit naha ohin loron nian. Dada iis dadauk, hau senti lalatak ida mosu iha hau nia oin. Nia naran Kolen. Ami kolega diak hahu husi tempu ne'ebe hau kuinese buat ida naran 'luta ba moris'. Uluk, wainhira hau sei bebe, hau la kuinese nia. Wainhira nia mai, hau sempre duni nia ba dook eh kesar ba ema boot hirak ne'ebe tau matan ba ha'u. Boot dadaun, ema boot hirak ne'e hanorin ha'u konaba buat ida hanaran 'hakaas'. Sira dehan ita sei la hetan aifuan diak se ita la hakaas ita nia an atu ku’u. Tenki koko maski monu bebeik, tenki koko maski naha be ita simu sei todan. Nune'e wainhira hau koko buat ida naran ‘hakaas’ mak Kolen hahu gosta mai besik no hamaluk hau. Dalaruma loron deit eh dalaruma kalan deit. To’o hau otas boot tan no simu naha be naba-naban, Kolen metin liutan ona ho hau loron kalan no susar ona atu ami husik malu. "Kalan diak

Sarapan Pagi

Gambar
Disini ku duduk sendiri diantara meja dan bangku kosong Sambil menahan perut yang kosong Untuk sabar menunggu roti bakar yang nyaris gosong Andai saja fokus si pelayan tak kosong Karena sayuran ditangannya sedang terpotong-potong Lalu masuklah dua bule, pria dan wanita duduk di pojok kosong Mereka berbincang asyik tapi mungkin juga sedang berbohong Kulanjutkan hariku agar nanti tak sekedar bermimpi di siang bolong VZ Selamat pagi belun...

Tiada Guna

Tiada guna kau ceritakan terus dengan berapi-api kepada semua orang tentang kejelekan dan tabiat buruk orang lain itu untuk membuat kagum pendengar-pendengarmu Memang terdengar menakjubkan mungkin cerita tentang kejelekan itu Tapi toh suatu hari engkaupun takkan luput dari kesalahan Wahai kawan, manusia itu tidak ada yang sempurna  VZ 

Lia Menon husi ASEAN Literary Festival 2016: Oinsa Mak Ita Nia Hakerek Bele Dada Leitor nia emosaun? #2

Gambar
Pergunta husi belun Djoe Larimata.  Oinsa/ho maneira hakerek oinsa loos mak ita bele halimar ka dudu leitor nia emosaun tuir ita nia hakarak?   Teoria literatura/sastra sira bele sai baze atu aprende konaba ida ne’e. Aleinde aprende teoria sira, lee mos ema seluk nia obra literariu hodi determina idane’ebe mak sente ba par/cocok ho ita niahakerek. Fofoun karik ita sei hanesan kopia lai ema seluk nia modelu hakerek maibe neneik ita tenki esplora bebeik atu determina ita nia estilu hakerek. Importante atu lee barak obra literariu sira atu hariku ita nia referensia. Hakerek ne’e buat ne’ebe la fixu no iha rekursu no referensia oioin ba ida ne’e. Aleinde ida ne’e, iha obra balun ne’ebe laduun iha/dada saninain/leitor barak tan preferensia ne’ebe la hanesan. Nudar eskritor/hakerek nain, ita sei la bele atu halo kontente/satisfaz ema hotu (leitor) nia hakarak. Ne’e imposivel no la presiza hanoin atu satisfaz uluk lai ema hotu (leitor). Hanoin ba oinsa ita bele hakerek tuir ita